08 Juni 2012
Mengenal Ukraina
Ketika Ukraina bersama Polandia pada 18 April 2007 diputuskan sebagai tuan rumah Piala Eropa 2012, semua lapisan masyarakat Ukraina mulai dari tokoh politik, pemerintah, olahragawan, kalangan pariwisata, anak-anak, generasi muda apalagi penggemar sepakbola di Ukraina menyambutnya dengan sorak gembira kemenangan.
Selama beberapa hari setelah berita itu, "nafas kehidupan" sehari-hari orang Ukraina adalah sepakbola. Seluruh media televisi dan cetak di Ukraina, orang-orang di jalan-jalan, di perkantoran, pertokoan, di mana-mana ramai membicarakan apa yang kelihatannya tidak mungkin terjadi pada diri mereka ternyata bisa terjadi, seperti mimpi yang menjadi kenyataan: menjadi tuan rumah Piala Eropa 2012.
Ukraina mulai ramai disorot, dibicarakan, dibahas dalam berbagai media massa Eropa dan dunia. Tetapi apa dan siapakah Ukraina itu sesungguhnya?
Mendengar kata Ukraina, asosiasi banyak orang mungkin akan melayang pada Chernobyl, Dynamo Kyiv, atau revolusi "oranye". Penggemar olahraga pasti pernah mendengar nama-nama seperti Sergiy Bubka, juara dunia lompat galah lima kali yang rekornya belum tertandingi; Andriy Shevchenko, bintang sepakbola AC Milan dan Chelsea yang kini sudah kembali ke Dinamo Kyiv; atau Klichko Bersaudara (Wladimir dan Vitali) yang kini merajai dunia pertinjuan kelas berat dari seluruh versi.
Mungkin sudah cukup banyak figur yang membuat Ukraina dilirik oleh banyak orang di dunia dan namanya menjadi harum, namun ada pula dari mereka yang tetap misterius seperti bunga khas Ukraina, Kashtan.
Secara geopolitis, Ukraina adalah pecahan dari 14 negara bagian eks Uni Soviet yang bubar dan memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada 14 Agustus 1991. Negara ini memiliki lluas wilayah 60.3628 km persegi, terdiri dari 24 daerah propinsi (oblast) dan satu Daerah Republik Otonomi Krimea. Plus berpenduduk 45 juta jiwa, Ukraina adalah negara terbesar kedua di Eropa setelah Rusia. Bahasa resminya adalah Ukraina, tapi bahasa sehari-hari masyarakatnya (43%) adalah bahasa Rusia.
Secara etnis, bersama-sama dengan Rusia dan Belarusia, Ukraina merupakan suku bangsa Slavia Timur. Secara geo-psikologis, dia bukanlah Eropa, dan juga bukan Asia. Ukraina adalah sebuah kepribadian yang mandiri di antara kedua benua besar Eropa dan Asia yang dinamakan Euroasia.
Bagaimana orang-orangnya? Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa tipikal orang Ukraina berbeda dengan orang kulit putih lainnya ( Eropa Barat, atau Amerika) : pria Ukraina berwajah tampan, dan wanitanya cantik-cantik. Beberapa orang (pengusaha) dari tanah air yang pernah berkunjung ke Ukraina bahkan pernah berkomentar: "wah, dari 10 gadis Ukraina, ada 11 yang cantik." (Yang kesebelas adalah bayangannya!)
Sebagai negara yang baru 20 tahun merdeka, yang sebagian infrastrukturnya adalah peninggalan Uni Soviet yang berbeda standarnya dengan Eropa barat, siapkah Ukraina menghelat Piala Eropa?
Ukraina memiliki infrastruktur yang baik, rapi dan kuat namun masih belum standar Eropa: stadion, airport, jalan raya, perhotelan, nama-nama dan penunjuk jalan yang masih menggunakan huruf cyrylic, yang kemungkinan masih menyulitkan mereka yang tidak mengerti bahasa Rusia atau Ukraina.
Oleh karena itu, begitu diumumkan sebagai tuan rumah Euro 2012, Ukraina yang waktu itu berada di bawah pimpinan presiden Viktor Yushenko, segera menyiapkan landasan hukum, pembangunan infrastruktur, pembentukan panitia dan mulai menyiapkan pembangunan infrastruktur dan organisasi penyelenggaraan Euro 2012.
Pembangunan stadion, airport, hotel, jalan raya dan prasarana lainnya mulai dilakukan di empat kota besar Ukraina: (ibukota) Kyiv, Kharkov, Lviv dan Donetsk. Pembangunan sempat tersendat akibat ketidakstabilan politik di dalam negeri. Presiden UEFA Michael Platini yang beberapa kali menginspeksi jalannya pembangunan di Ukraina sempat memberikan peringatan dan catatan-catatan khusus mengenai tersendatnya proses penyiapan Ukraina sebagai tuan rumah Euro 2012.
Para pengamat dan masyarakat penggemar sepakbola Eropa juga mulai mengkhawatirkan ketidakstabilan politik dalam negeri Ukraina yang mulai dirasakan mengganggu jalannya penyiapan Ukraina sebagai tuan rumah Euro. Masyarakat Ukraina sendiri yang tadinya bersorak gembira menyambut negerinya sebagai tuan rumah perhelatan bergengsi itu, juga mulai cemas dan merasa pesimistis mengalami ketidakstabilan politik, yang selain berimbas pada kehidupan sosial ekonomi warga Ukraina, juga berpengaruh pada penyiapan penyelenggaraan Piala Eropa. Bisa dibayangkan apabila Ukraina ternyata tidak siap menjadi tuan rumah yang baik, tentu rasa kecewa dan malu akan berkecamuk menjadi satu.
Namun demikian, terpilihnya presiden Viktor Yanukovych pada 7 Februari 2010 tidak saja mengakhiri ketidakstabilan politik di dalam negeri, tapi juga secara bertahap mulai menghapus kekhawatiran masyarakat Eropa dan kecemasan warga Ukraina dalam menyambut Euro 2012. Dengan penuh ketenangan dan rasa percaya diri yang besar, Ukraina pelan-pelan mulai bangkit dan berjalan cepat dalam proses penyiapan Ukraina sebagai tuan rumah Euro-2012.
Hasilnya, empat stadion berstandar Eropa di Kyiv, Kharkov, Lvov dan Donetsk telah siap. Olympic Stadium (Kyiv) sudah menjelma sebagai stadion bintang empat (level tertinggi) dalam standar UEFA akan menjadi tempat pertandingan final kejuaraan tersebut.
Saat ini Ukraina masih terus mengejar penyiapan-penyiapan infrastruktur lainnya. Airport di tiga kota telah siap, kecuali Kyiv, yang masih dalam tahap finishing pembangunan terminal D di bandara internasional Boryspol.
Penyiapan akomodasi hotel memang pontang-panting dan tidak mencukupi untuk kebutuhan menampung serbuan para turis penggemar sepakbola. Akibatnya, jauh-jauh hari bookingan hotel telah habis dilalap para biro perjalanan. Harga akomodasi hotel pun melonjak sampai sepuluh kali lipat.
Pihak UEFA telah beberapa kali memberikan peringatan kepada Ukraina atas tidak rasionalnya harga-harga hotel. Pihak pemerintah berjanji akan menyelesaikan masalah ini, namun para pengamat sepakbola merasa skeptis, karena pemerintah tidak dapat ikut campur tangan langsung dalam soal harga pihak swasta.
Oleh karena itu, jalan tengah diambil dengan bekerjasama dengan pihak universitas yang memiliki asrama mahasiswa. Pihak universitas yang terlibat kontrak dengan panitia dalam penyiapan akomodasi, telah merenovasi asrama mahasiswa untuk kebutuhan menampung turis yang akan datang bulan Juni mendatang. Namun demikian, para pengamat dan wartawan asing yang meninjau ke Ukraina tetap merasakan adanya kekurangan akomodasi penginapan. Alternatif lain yang ditempuh adalah menghimbau penduduk agar menjadikan apartemennya sebagai akomodasi sewaan sementara.
Selain itu, masih banyak hal yang menurut para pengamat dan wartawan asing lainnya belum siap. Organisasi, tanda-tanda petunjuk jalan, dan kemampuan aparat keamanan dan beberapa instansi terkait dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris maih rendah. Tetapi bagaimanapun, itulah Ukraina, yang baru saja bangkit dari krisis ekonomi dan krisis politik dalam negeri, tetap percaya diri, yakin dan tenang dalam mengejar kesiapan menjadi tuan rumah Euro 2012 yang tinggal dua bulan lagi.
Melalui Piala Eropa, Ukraina berharap dapat meningkatkan citranya di mata dunia internasional, mempromosikan diri sebagai negara terbuka dan menarik untuk investasi asing dan meningkatnya arus kunjungan wisatawan pasca Euro 2012 yang menyisakan hasil pembangunan infrastruktur yang baik dan menarik untuk dikunjungi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar